BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting)
Peramalan
atau forecasting adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang
melalui pengujian terhadap keadaan di masa lalu yang sangat berguna dalam
perencanaan dan pengawasan. (T. Hani Handoko, 2000 ; 255).
Peramalan
permintaan akan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah
sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Peramalan yang baik
adalah esensial untuk efisiensi operasi-operasi manufacturing dan produksi
jasa. Manajemen produksi / operasi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses, perencanaan
kapasitas, dan layout fasilitas, serta untuk berbagai keputusan yang bersifat
terus-menerus berkenaan dengan perencanaan, scheduling dan persediaan.
Hasil
forecasting bukan merupakan sesuatu yang pasti melainkan mendekati. Forecasting
merupakan bagian integral dalam aktivitas pengambilan keputusan manajemen.
Organisasi mempunyai sasaran dan tujuan. Dengan menduga perubahan daripada
factor lingkungan, organisasi akan memilih tindakan apa yang sesuai untuk
mencapai tujuan tersebut. Forecasting bersifat ilmiah dalam lingkungan
manajemen. Baik atau buruknya forecasting dapat mempengaruhi seluruh bagian
organisasi karena ada keterkaitan antar bagian organisasi.
Perencanaan
yang baik haruslah memperhatikan dan memperhitungkan hakikat dan sifat dari
keadaan di masa yang akan datang dalam masa keputusan-keputusan dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilangsungkan. Fungsi dari tinjauan terhadap
penglihatan masa depan ini adalah membantu para pengambil keputusan dalam
memilih alternatif-alternatif yang menjadi arah keputusannya kemudian melihat
konsekuensi tersebut di masa yang akan datang.
Setiap
manajer setiap hari harus membuat keputusan-keputusan tanpa mengetahui secara
pasti apa yang akan terjadi kemudian. Keputusan-keputusan tersebut bisa
menyangkut pemesanan untuk persediaan, pembelian peralatan baru, keputusan
investasi, dan lain-lain yang kesemuanya dalam kondisi ketidakpastian apa yang
akan terjadi sesudahnya. Karena itu setiap manajer dituntut untuk memperkecil
ketidakpastian ini dan membuat perkiraan yang lebih baik (tepat) tentang apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk itu diterapkanlah
tehnik-tehnik peramalan (forecasting techniques).
Ada
banyak metode atau tehnik dalam melakukan peramalan. Tidak terlepas dari
berbagai metode atau tehnik tersebut, secara umum dalam melakukan suatu
peramalan (forecasting) yang sistematis, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut : (Lincolin Arsyad, 2001 ; 48)
- Tentukan tujuan (penggunaan) dari peramalan tersebut. Apa yang ingin dicari?
- Pilih item-item yang ingin diramalkan
- Tentukan horizon waktu (time horizon) peramalan :
·
1 hari s/d 30 hari : peramalan jangka
pendek
·
1 bulan s/d 1 tahun : peramalan jangka
menengah
·
lebih dari 1 tahun : peramalan jangka
panjang
- Pilih model peramalan
- Siapkan data yang dibutuhkan untuk membuat peramalan dan analisa data tersebut.
- Validasi model peramalan
- Buat atau lakukan peramalan
- Tetapkan hasilnya
2.2 Kegunaan Metode Peramalan
Sebagaimana diketahui bahwa
metode adalah merupakan cara berfikir yang sistematis dan pragmatis atas
pemecahan suatu masalah. Dengan dasar ini, maka metode peramakan merupakan cara
memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa depan secara sistematis dam
pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa yang lalu, sehingga dengan
demikian metode peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih
besar.
Disamping itu, metode
peramalan juga memberikan urusan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu
masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama atas
permasalahan dalam suatu kegiatan peramalan, maka akan didapat dasar pemikiran
dan pemecahan yang sama, karena argumentasinya sama. Selain itu, metode
peramalan memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, dan dengan
demikian dapat dimungkinkan penggunaan tehnik-tehnik penganalisaan yang lebih
maju. Dengan penggunaan tehnik-tehnik tersebut, maka diharapkan dapat
memberikan tingkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar, karena dapat
diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan, bahwa metode peramalan sangat berguna karena akan membantu dalam
mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang
lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang
sistamatis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar
atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat atau yang disusun.
2.3 Kriteria
Pemilihan Metode Peramalan
Dalam
memilih metode peramalan yang dianggap sesuai, perlu diperhatikan beberapa
kriteria sebagai berikut : (Lincolin Arsyad, 2001;50)
1.
Horizon waktu (time horizon).
Ada dua aspek dari
horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramalan pertama, adalah cakupan waktu di masa yang
akan datang, untuk mana perbedaan dari metode peramalan yang digunakan
sebaiknya disesuaikan. Kedua, adalah jumlah periode untuk mana ramalan
diinginkan. Beberapa tehnik dan metode lain dapat dipergunakan untuk peramalan
beberapa periode di masa depan.
2.
Pola dari data. Dasar dari periode peramalan adalah
aggapan bahwa macam dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan
berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang melukiskan suatu pola
musiman, demikian pula halnya dengan suatu pola trend. Metode peramalan yang
lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari suatu nilai rata-rata, dengan
fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. Oleh karena adanya perbedaan
kemampuan metode peramalan untuk mengidentifikasikan pola-ploa data yang telah
diperkirakan terlebih dahulu dengan tehnik dan metode peramalan yang akan
digunakan, maka perlu adanya usaha penyesuaian antara pola dat yang telah
diperkirakan terlebih dahulu dengan tehnik dan metode peramalan yang akan
digunakan,
3.
Jenis dari model. Sebagai tambahan perlu diperhatika
anggapan beberapa pola dasar yang penting dalam data. Banyak metode peramalan
telah mengaggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan.
Masing-masing model mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan
untuk pengambilan keputusan.
4.
Biaya. Umumnya ada empat unsure biaya yang tercakup
dalam penggunaan suatu prosedur ramalan, yaitu biaya-biaya pengembanagan,
penyimpangan (stroge) data, operasi pelaksanaan dan kesempata dalam penggunaan
tehnik-tehnik dan metode lainnya. Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah
biaya, mempunyai pengaruh atas menarik tidaknya penggunaan metode tertentu
untuk suatu keadaan yang dihadapi.
5.
Ketepatan (accuracy). Tingkat ketepatan yang dibutuhkan
sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu
peramalan. Untuk beberapa penganbilan keputusan mengharapka variasi atau
penyimpangan atas ramalan yang dilakukan antara 10 % smapi dengan 15 % bagi
maksud-maksud yang mereka harapkan,
sedangkan untuk hal atau kasus lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi
atau penyimpangan atas ramalan sebesar 5 % adalah cukup berbahaya.
6.
Mudah tidaknya penggunaan atau aplikasinya. Suatu
prinsip umum dalam penggunaan metode ilmiah dari peramalan untuk manajemen dan
analisa adalah netode-metode yang dapat dimengerti dan mudah di aplikasikan
yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan analisa. Prinsip ini didasarkan
pada alasan bahwa, bila seorang manajer atau analisa bertanggungjawab atas
keputusan yang diambilnya atau hasil analisa yang dilakukan, maka ia sudah
tentu tidak menggunakan dasar yang tidak diketahuinya atau tidak diyakininya.
Jadi sebagai cirri tambahan dari tehnik dan metode peramalan adalah bahwa yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari keadaan ialah tehnik dan metode
peramalan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dari manager atau analis yang
menggunakan metode ramalan tersebut.
2.4 Tehnik-tehnik Peramalan
Pengelompokan model-model
peramalan dalam beberapa literature berbeda-beda. Namun secara umum model-model
peramalan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kategori, yang masing-masing
kategori terdiri dari beberapa model. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut
:
(T. Hani Handoko, 2000 ; 262)
2.4.1 Tehnik Kualitatif
Bila pada
model deret waktu (time series model) dan model sebab akibat (causal model)
berdasarkan pada data-data kuantitatif, maka pada model kualitatif ini mencoba
memasukkan pendapat / penilai (judgement) atau factor-faktor subjektif lain
dalam membuat peramalan. Jadi seperti pendapat para ahli, pengalaman dan
penilaian, serta faktor-faktor subjektif lainnya dapat dipertimbangkan. Model
menjadi sangat penting atau data kuantitatif yang akurat sulit didapat.
Berikut
ini adalah uraian singkat tentang perbedaan ke-empat tehnik peramalan
kualitatif :
1. Metode
Delphi (Delphi Method)
Metode ini merupakan tehnik yang
mempergunakan suatu prosedur yang sistematik untuk mendapatkan suatu consensus
pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Ada tiga type partisipan dalam
metode Delphi ini yaitu : para pembuat keputusan yang biasanya terdiri dari 5
sampai 10 orang ahli yang akan membuat peramalan, personil staff yang membantu
pembuat keputusan dalam hal penyediaan, pendistribusian, pengumpulan, dan
pengikhtisaran serangkaian kuisioner dan hasil survey, responden yang
memberikan masukkan-masukkan kepada pembuat keputusan sebelim peramalan dibuat.
2. Jury
of Executive Opinion
Metode ini mengambil
pendapat-pendapat dari suatu kelompok kecil yang terdiri dari para manager
level atas, dan dikombinasikan dengan model-model statistik yang menghasilkan
perkiraan permintaan.
3. Sales
Force Composite
Dalam pendekatan ini, setiap
tenaga penjual memperkirakan jum;ah penjualan di wilayah atau rayonnya.
Perkiraan ini dikaji ulang untuk meyakinkan apakah hal tersebut realistis, lalu
digabungkan pada tingkat yang lebih tinggi (propinsi dan nasional) untuk
mendapatkan angka peramalan secara keseluruhan.
4. Consumer
market Survey
Metode ini mencoba mendapatkan
masukkan dari pelanggan atau pelanggan potensial berkebaan dengan rencana
pembelian mereka, Informasi ini tidak hanya berguna dalam membuat peramalan,
tetapi berguna juga untuk perbaikan design produk dan perencanaan suatu prodak
baru.
2.4.2 Analisis Runtun Waktu (Time Series)
Model
derat waktu (time series models) merupakan peramalan dengan tehnik ekstrapolasi
yang berdasarkan data histories actual. Model ini mengamsusikan bahwa apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang merupakan suatu fungsi dari apa yang
telah terjadi di masa lalu. Dengan kata lain, model deret waktu memandang pada
apa yang telah terjadi selama satu periode, dan menggunakan satu derat data
akhir untuk membuat ramalan.
Model-model peramalan deret waktu
didasarkan pada serangkaian data-data berurutan yang berjarak sama (misalnya :
mingguan, bulanan, tiga bulan, tahunan, dan sebagainya). Serangkaian data ini
merupakan serangkaian observasi berbagai variable menurut waktu, biasanya
ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafis yang menunjukan perilaku
variable subjek.
Komponen-komponen runtun waktu
pada umumnya siklasifikasikan sebagai trend (T), musiman atau seasional (S),
siklikal atau cyclical (C), dan residu atau erratic (E).
Komponen pertama adalah trend,
yang menunjukan pola gerakan penurunan atau pertumbuhan (kenaikan) jangka
panjang serangkaian data historic.
Perhitungan trend :
Beberapa metode estimasi trend suatu data runtun waktu
telah tersedia. Secara ringkas, metode-metode analisis trend dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Feekhand.
Dengan metode ini garis trend dibuat secara bebas tabpa menggunakan rumus
matematika. Kurva trend “freehand” yang digambarkan melalui titik-titik bata
merupakan cara penyajian termudah dan mungkin memadai dari data. Ramalan dapat
diperoleh secara sederhana dengan penarikan garis trend untuk periode yang
diramal. Bagaimanapun juga, apa yang tampaknya memadai bagi suatu perusahaan
belum tentu berlaku juga bagi perusahaan lain, atau metode ini mempunyai
subyektivitas sangant tinggi sehingga jarang digunakan.
2. Kuadrat
terkecil (least squares). Kuadrat terkecil adalah salah satu metode yang paling
luas digunakan untyuk menentukan persamaan trend sata karena metode ini
menghasilkan apa yang secara matematik digambarkan dengan “line of best fit”.
Garis trend ini mempunyai sifat-sifat : (a) penjumlahan selalu deviasi vertical
titik-titik data terhadap garis adalah nol, (b) penjumlahan seluruh kuadart
deviasi vertical data historic dari garis adalah minimum, dan (c) garis melalui
rata-rata X dan Y. Untuk persamaan linier, garis trend dicari dengan
penyelesaian simultan nilai a dan b pada dua persamaan normal berikut :
å Y = n
a + b å
X
2
å
XY =
a å
X + b å
X
Bila titik tengan data sebagai
tahun dasar, maka å
X = 0 dan dapat dihilangkan dari kedua persamaan di atas, dan menjadi :
å Y = n a a = å Y
n
2
å XY = b å X b = å XY
2
å X
Pemberian kode sangan mudah
dilakukan. Bila ada sejumlah periode waktu ganjil, titik tengah periode waktu
ditentukan sebagai X=0, sehingga jumlah plus dan minus akan sama dengan nol.
Prosedur pemberian kode tersebut adalah sebagai berikut :
Nomor data Kode
X
1 -2
2 -1
3 0
4 1
5 2
0
Tetapi bila jumlah data adalah genap, prosedur pemberian
kode menjadi :
Nomor data Kode
X
1 -5
2 -3
3
-1
4 1
5 3
6
5
0
3. Model Rata-rata Bergerak ( Moving Average Models)
Peramalan dengan
Moving Average adalah meramalkan besaran penjualan di masa yang akan datang
dengan pedoman data penjualan beberapa periode terakhir.
Tujuan utama
dari penggunaan rata-rata bergerak adalah untuk menglilangkan atau
mengurangi acakan (randomness) dalam
deret waktu. Tujuan ini dapat dicapai dengan merata-ratakan beberapa nilai data
bersama-sama, dengan cara mana kesalahan positif- dan negatif yang mungkin
terjadi dapat dikeluarkan atau dihilangkan. Rata-rata dilakukan terhadap
seluruh angka konstanta dari observasi.
Tehnik rata-rata
bergerak dalam deret waktu terdiri dari pengambilan suatu kumpulan nilai-nilai
yang diobservasi, mendapatkan rata-rata dari nilai ini, dan kemudian
menggunakan nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk periode yang akan
datang. Angka realisasi dari observasi yang lalu termasuk dalam nilai rata-rata
yang harus dispesifikasikan pada saat permulaan ramalan dilakukan. Istilah
rata-rata bergerak dipergunakan karena begitu detiap observasi baru dalam deret
tersedia, maka observasi yang paling terdahulu dikeluarkan dan kemudian suatu
nilai rata-rata yang baru dihitung.
Hasil
perhitungan rata-rata bergarak aras seluruh kumpulan angka atau nilai data
adalah suatu deret baru dari angka dengan sedikit atau hampir tidak ada
ketidakaturan atau acakan. Kemampuan rata-rata bergerak untuk menghilangakan
ketidakaturan atau acakan dapat dipergunakan dalam deret waktu adalah untuk dua
tujuan yaitu untuk menghilangkan trend dan untuk menghilangkan musiman.
Nilai rata-rata
bergerak yang baru dengan memasukkan nilai data observasi yang baru dan
mengeluarkan nilai data observasi yang paling terdahulu, kemudian dipergunakan
sebagai ramalan untuk periode berikut. Jadi angka-angka dari titik-titik data
dari deret waktu tersebut dimasukkan dalam perhitungan nilai rata-rata adalah
selalu tetap atau konstan dan nilai tersebut termasuk data observasi yang
terakhir.
Secara aljabar,
tehnik peramalan dengan metode rata-rata bergerak dapat dinyatakan dengan
formula yang sederhana berikut ini :
å X
MA =
Jumlah Periode
Dengan keterangan bahwa satu
nilai X diganti setiap periode.
Perhitungan
rata-rata bergerak tiga kuartal dilakukan dengan bergerak ke depan untuk
memperkirakan penjualan periode yang akan datang dan dicatat dalam posisi
terpusat pada data rata-ratanya. Rata-rata bergerak secara efektif meratakan
atau mennghaluskan fluktuasi pola data yang ada. Tentu saja semakin panjang
periodenya, semakin rata kurvanya. Di samping metode rata-rat bergerak
sederhana, kita mengenal metode rata-rata tertimbang (weighted moving average).
Metode ini memberikan bobot (timbangan) yang sama badi seluruh observasi,
walaupun data yang paling akhir lebih penting dan perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan ramalan. Dengan memberikan bobot yang berbeda atas data tersebut,
sesuai dengan peranan atau pentingnya data tersebut pada penyusunan ramalan
periode yang berikut, maka akan terdapat perbaikan dan peningkatan ramalan yang
diperoleh. Bobot yang diberikan dapat disesuaikan untuk bermacam-macam nilai.
Sistem bobot tertentu dengan pertimbangan tingkat ketepatan dari tehnik
peramalan tersebut.
å (bobot)
X
MAbt =
å bobot
Komponen kedua
adalah variasi musiman . Komponen ini mencerminkan pengaruh pola-pola pembelian
musiman. Sebagai contoh klasik, penjualan payung di musim hujan adalah lebih
besar daripada penjualan di musim kemarau. Bila pengaruh musiman
dipertimbangkan, ketepatan ramalan untuk banyak produk akan meningkat, bahkan
untuk barang-barang dalam sektor industri.
Lama periode
waktu yang digunakan dalam analisis musiman bervariasi dan tergantung pada
factor-faktor seperti : pola pembelian, skedul produksi, skedul pengiriman, dan
operasi-operasi penggudangan. Berbagai pola permintaan dapat berulang dengan
basis mingguan atau bulanan. Sebagai contoh adalah permintaan akan pengambilan
uang tabungan di bank. Dalam situasi lain, enam bulan mungkin merupakan lama
waktu musim yans sesuai untuk permintaan akan pengambilan uang tabungan uang di
bank. Dalam situasi lain, enam bulan mungkin merupakan lama waktu musim yang
sesuai untuk permintaan akan produk-produk tertentu, baik karena pengaruh musim
panenan, tahun ajaran baru atau lebaran saperti permintaan akan buku dan
alat-alat sekolah lainnya, buah-buahan, sandang, dan sebagainya.
Komponen ketiga
adalah pengaruh siklikal atau sering disebut gelombang kojungtur, adalah
komponen dasar runtun waktu. Ini mungkin mungkin merupakan komponen yang paling
sulit ditentukan bila rentangan waktu tidak diketahui atau akibat siklus tidak
dapat ditentukan. Pengarug siklikal pada permintaan mungkin diakibatkan
kejadian-kejadian seperti peranmg, politik, kondisi-kondisi ekonomi, siklus
bisnis atau tekanan-tekanan sosiologik.
Komponen yang
terakhir adalah residu atau erratic. Untuk ini menunjukkan fluktuasi-fluktuasi
data yang tidak sistematik, atau acak. Komponen erratic adalah
deviasi-deviasi acak yang tidak dapat
dijelaskan seperti komponen-komponen lain dan dalam jangka panjang saling
menyeimbangkan satu sama lain. Karena alasan ini dan karena kompenen-komponen
erratic adalah acak, maka tidak digunakan untuk membuat ramalan.
2.4.3 Exponential Smoothing
Exponential smoothing adalah
suatu tipe tehnik peramalan rata-rata bergerak yang melakukan penimbangan
terhadap data masa lalu dengan cara eksponential sehingga data paling akhir
mempunyai bobot atau timabangan lebih besar dalam rata-rata bergerak. Dengan
exsponential smoothing sederhana, forecast dilakukan dengan cara ramalan
periode terakhir ditambah porsi perbedaan (disebut a) antara permintaan nyata
periode terakhir dan ramalan periode terakhir. Persamaan ramalan exponential
smoothing tunggal ini adalah :
Ft = Ft
– 1 + a
( At-1 -
Ft – 1 )
Dengan keterangan sebagai berikut :
Ft = ramalan
untuk periode sekarang (t)
Ft-1
= ramalan
yang dibuat untuk periode terakhir (t-1)
a = smoothing
constan ( 0 £
a
<
1 )
At-1 = permintaan
nyata periode terakhir
permisi mbak, saya pernah menulis tentang fungsi autocorrelation untuk penentuan pola data time series apakah musiman, tren, atau stationer, di artikel berikut: http://datacomlink.blogspot.com/2015/12/data-mining-identifikasi-pola-data-time.html yang ingin saya tanyakan, apakah ada teknik lain untuk mencari pola data time series selain fungsi autocorrelation ya mbak? terima kasih
BalasHapus