Senin, 05 Desember 2011

EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI


1. Evaluasi Keberhasilan Koperasi Dilihat Dari Sisi Anggota

A. Efek-Efek Ekonomis Koperasi

Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi :
1.   Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya
2. Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi.

B. Efek Harga dan Efek Biaya

Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan
ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.

C. Analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi

Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit oriented). Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggotanya. Keberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tersebut.

D. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan

Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinu  disesuaikan. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat pertisipasi anggota terhadap koprasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.


2. Evaluasi Keberhasilan Koperasi dilihat dari Sisi Perusahaan


A. Efisiensi Perusahaan Koperasi

Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.

B. Efektivitas Koperasi

Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif.
Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :
EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >1, berarti efektif

C. Produktivitas Koperasi

Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) di sebut produktif. Rumus perhitungan Produktivitas Perusahaan Koperasi :
PPK = SHUk x 100 % (1) Modal koperasi
PPK = Laba bersih dr usaha dgn non anggota x 100% (2) Modal koperasi
a) Setiap Rp.1,00 Modal koperasi menghasilkan SHU sebesar Rp…..
b) Setiap Rp.1,00 modal koperasi menghasilkan laba bersih dari usaha dengan non anggota sebesar Rp….

D. Analisis Laporan Koperasi

Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi :
(1) Neraca,
(2) Perhitungan hasil usaha (income statement),
(3) Laporan arus kas (cash flow),
(4) Catatan atas laporan keuangan
(5) Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.
Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota.
Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.

Kamis, 17 November 2011

ARTIKEL RISET KONSUMEN

Consumer research (Riset Konsumen) developed as an extension of the marketing research field to enable marketers to predict how consumers will react in the market and understand their reasons for the decision to buy. The results of market research and consumer research used to improve managerial decision making.

MARKETING RESEARCH PARADIGM
The researchers first period consumers little thought to influence mood (mood), emotions, or situations of consumer satisfaction. They believe that marketing is only applied economics, and the consumers are rational decision makers, which objectively assess the goods and services available to them and choose only the benefit (satisfaction) the highest with the lowest price.
In 1939, a psychoanalyst from Vienna named Ernest Ditcher started using the technique to reveal the psychoanalyst Freud the hidden motivations of consumers themselves. In the late 1950s, research methodology called motivation research is essentially qualitative approach, widely used by the consumer research. Consumer researchers currently use two kinds of different research methodologies to study consumer behavior research is a quantitative and qualitative research.

QUANTITATIVE RESEARCH
Quantitative research is descriptive and used to understand the influence of various input promotion to consumers, allowing marketers to "predict" consumer behavior. This research approach is known as positivism and researchers known as a positivist. Research method used consisted of an experiment, survey techniques, and observation. The results are descriptive, empirical, and if taken at random (by using a probability sample) can be generalized to the larger population.

Qualitative research
Qualitative research methods consisted of in-depth interviews, focus groups, analysis of metaphor, research collage, and projection techniques. This technique is done through analysis of a highly trained interviewers, and tend to be subjective. The results can not be generalized to the broader population because the number of sample slightly. This technique is usually used to obtain new ideas for promotional campaigns.

COMBINING RESULTS qualitative and quantitative research
Some marketers use a combination of quantitative and qualitative research to help assist strategic marketing decisions because of the limited results of qualitative research. Qualitative research is used to find new ideas and to develop a campaign strategy, while the quantitative research results are used to predict consumer reactions to various campaign inputs.
The idea comes from qualitative studies are sometimes tested empirically and the basis for the design of quantitative studies. Result of a merger enables marketers to design marketing strategies more meaningful and more efficient that aims to make a profit or nonprofit. They also provide a stronger basis for public policy decisions.

CONSUMER RESEARCH PROCESS
The main steps in the consumer research process includes:

  1. Determining the research objectives
  2. Collect and evaluate secondary data
  3. Designing a primary research study
  4. Collecting primary data
  5. Analyzing data
  6. Preparing the research report


I. GOAL SETTING FOR RESEARCH
The first step in the process of consumer research is to determine the precise objectives of the study. It is important for marketing managers and researchers to agree on the initial purpose and objectives of the study to ensure that appropriate research design. Objectives carefully considered to help find the type and quality of information needed.

II. DATA GATHERING AND EVALUATING SECONDARY
Secondary data information is any data that was originally produced for specific purposes other than research purposes now. This information includes the results of research based on research conducted outside organizations, the data generated in the previous study, and even customer information collected by the sales or the company's credit.

III. Designing PRIMARY RESEARCH STUDY
Approach for each different type of research from the point of data collection methods, sample design, and the kinds of data collection tools used, so that each research approach is discussed separately.

Quantitative research design
The design of quantitative research studies including data collection methods, sample design, and manufacturing data collection tools (eg questionnaires).
  • Data Collection Method

There are three basic ways to collect data:
  1. Observation Research, a consumer research method is important, to gain a deep understanding of the relationship between people and products to their attention during the process of buying and using the product. Observational studies are also widely used to understand the process of purchasing and consumption.
  2. Experimentation, a controlled experiment to ensure that any differences in outcome variables not free (dependent variable) caused by the different treatment of variables under study and not by external factors.
  3. The survey, can be done through several ways including: (a) Survey of individual interviews, (b) the survey by phone, (c) survey in the mail.

  • Data Collection Instrument

Data collection instruments included a questionnaire, a list of questions of personal views, attitudes and scale for qualitative data, guide the discussion. Data collection instruments are usually tested first and the "debugged" to ensure the validity and reliability of research. The study said to have validity if it really appropriate to collect data and required to answer the question or stated goals in the first stage in the research process. The study said if the question has the same reliability, which is expressed to a similar sample, producing the same conclusion.

Qualitative research design
In choosing the appropriate format for research qualitative study, it must consider the purpose of study and type of data required. Research methods used may differ in composition, but all have roots from the psychoanalytic and clinical aspects of psychology, and emphasizes the type of open questions and answers free.
  • Data Collection Method

Choice of data collection techniques for qualitative study included in-depth interviews, focus groups, the projection technique, and metaphor analysis.
  • Determination of Sample

An integrated component in the research design is the determination of the sample plan. The number of samples depends on the size of the budget and desired level of confidence of market participants from research results. The more samples, the more likely the answer will reflect the overall population being studied. If all the research results can be projected to the entire population, then the probability sample should be chosen. However, if it is considered adequate (representative), then the non-probability sample can be selected.

IV. PRIMARY DATA COLLECTION
Qualitative studies usually require the social science experts who are trained to collect data. Quantitative studies usually require field staff employed and trained directly by the researchers in conducting interviews in the field. All the questionnaire was completed on a regular basis to review the progress of research studies to ensure that the recorded answers clear, complete, and legible.

V. DATA ANALYSIS
In qualitative research, moderators or executing tests typically analyze all the answers received. In quantitative research, the researchers watched the analysis. All the answers to open converted into code and measurable (numeric score), then tabulated and analyzed using a program that connects the data by a variety of selected variables and to group data by selected demographic.

VI. RESEARCH RESULTS REPORT PREPARATION
In both qualitative and quantitative research, research report also contains a brief conclusion about the research results. The contents of the report contains a full description of the methodology used, for quantitative research also includes various tables and graphs to support his research results.

HELD FOR RESEARCH STUDY
In designing a research study, the researchers adjust the research process with the special needs of the research.

Difference between worker and staff


Nama : Anne Karina Sekar
NPM : 10210903


Difference between worker and staff.

The worker is a person who get wages and employee gets salary.

Many times a worker just puts in thier time- while all who work are employees- the managment or higher senority workers- have more responsibilities, leads are employees yet not managment- Money can come into play- as you have already mentioned but a worker is just a warm body while an employee usually enjoys working for a company.

Wheather for a boss- supervisor or board of directors... the worker is more often the labor or real bones of a place of employment-

the word EMPLOYEE discribes ALL who make a living for the place of business-

worker/ and employee can be interchanged in this case...just different words for the same thing.


The staff is a worker who has become a permanent employee at a company and has received regular salary (monthly) and is certain to get life and health insurance benefits.
Criteria for staff are as follows:
1. Those who occupy positions in the Structural Organization of the company.
2. Those who have obligations, responsibilities, and authority against company policy.
3. Those who get a bigger wage than other workers.
4. Those who get more baikdari facilities on other workers.
While the worker is a worker who has not become permanent employees and a worker with the status of day laborers or contract system that still gets paid ordinary daily but also monthly, it depends on the policy of the company. Workers also do not receive benefits such as life and health insurance.
The worker criteria as follows:
1. Having a strong personal initiative.
2. Highly motivated.
3. Oriented activities rather than routine.
4. It has a high responsibility of his job.
5. Synergize with both within the team.

my CV

CV


PERSONAL SUMMARY

Data Pribadi
Nama :
Anne Karina Sekar
Tempat & Tanggal Lahir :
Serang, 23 Mei 1992
Agama : Islam
Alamat rumah : Jl.
Temuputih No.102 RT 02/12 Jombang Masjid 42411 Cilegon- Banten.
Nomor telepon :
  085691961968 (mobilephone)
e-mail :
annekarinasekar@ymail.com
Riwayat Pendidikan
*2010-Sekarang : Universitas Gunadarma, Depok.
*
2007-2010 : SMAN 1 Cilegon.
*
2004-2007: SMPN 2 Cilegon
*1998-2004: SDN 1 Cilegon
Keahlian Komputer
* MS Office (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint).
* Internet
.
Hobi
* Membaca
* Internet
* Travelling.

MSDM

This artikel discuss about Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
In doing SDM for SDM, there are three separate things that are still connected in the work that needs to be understood as follows:
  1. Strategic SDM
  2. SDM strategy, and
  3. SDM Organization.

Strategic SDM is a process of SDM practices on the relationship of business strategy. Line managers and human resource functions of strategic SDM. Strategic SDM to create a process to move from business strategy to organizational capacity in human resources practices.
Strategy SDM talked about building an agenda on human resource functions. SDM strategy to create a destination and a focus on human resource functions.
SDM organizations are menegenal process and develop an HR function to deliver SDM services. SDMorganizations is the implementation of human resources executives conducted by the SDM Professional.

Strategic SDM: BUSINESS STRATEGY ON DEVELOPMENT OF PRIORITY SDM

Corporate managers to use the main strategies in the conduct of strategic human resources, business strategy formulation in running SDM results. Formulation of strategy presents three objectives. Namely:
  1. discuss a strategy guide for the future of the business or in other words a vision, purpose, goal, mission or future review.
  2. formulation of the problem to allocate resources. Companies have the resources, which focuses on a variety of purposes. Since few companies have sufficient resources to work on the stakeholders, where the allocation of resources should be made.
  3. formulating strategies that promise memrefleksikan explain commitments made in the formulation of the strategy discussion.

Strategy formulation process, the executive develop a future vision, allocate resources to realize the vision, and promised to stakeholders to achieve its objectives.

Repeating the formulation without the probability of implementing one of the main goals of the strategic SDM tasks. Strategic SDM is often associated with the business strategy on human resources actions by describing the ability to criticize it takes on a company to be successful.

SDM STRATEGY: THE ESTABLISHMENT OF SDM FUNCTIONS

When human resources strategy to ensure that a company has the resources necessary to complete the company's business objectives, the strategy describes the creation of human resources by the value of human resources functions.

Step 1: describe an organizational architecture
  1. Shared Mindset: the level for the human resource function has a mindset shared or common identity
  2. Competence: the level for the human resource function organized by individuals who have the knowledge, skills, and ability to carry out the work now and the future.
  3. Consequence: which level of management to achieve system used by human resources professionals to focus on results and behavior.
  4. Governance: which level of human resource functions effectively connected, communication, decision making, and policy.
  5. Work Process / Capacity for change: the level to which the function of human resources in training and adjustment, and understanding and improving processes.
  6. Leadership: the level for effective leadership that spreads into other parts of the human resource function.

Step 2: create an assessment process
A diagnosis of human resources audit or assessment suggests to identify the human resource organization.

Step 3: to provide human resource organization
Human resource functions apply to itself the model of human resource practices. When this happens, this practice became the building blocks of human resources related to the organization.

Step 4: priorities are set
Step 4 determines the priority of the organizational diagnosis of attention from human resources on a few critical issues. The function may set priorities for developing human resources practices. The practice is to build the infrastructure of the human resource function effectively and implementastion strategic human resources.

Senin, 31 Oktober 2011

TUGAS EKONOMI KOPERASI 2


I. Pola Manajemen Koperasi
 
A. Menejemen Koperasi

Definisi Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “ The Cooperative Movement and some of its Problems” yang mengatakan bahwa : “Cooperation is an economic system with social content”.
Artinya koperasi harus bekerja menurut prinsip-prinsip ekonomi dengan melandaskan pada azas-azas koperasi yang mengandung unsur-unsur sosial di dalamnya.

B. Rapat Anggota

• Koperasi merupakan kumpulan orang atau badan hukum koperasi.
• Koperasi dimiliki oleh anggota, dijalankan oleh anggota dan bekerja untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat.
• Rapat anggota adalah tempat di mana suara-suara anggota berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu.
• Setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Seorang anggota berhak menghadiri rapat anggota dan memberikan suara dalam rapat anggota serta mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus baaik di luar maupun di dalam rapat anggota. Anggota juga harus ikut serta mengadakan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.

C. Pengurus Koperasi

• Pengurus koperasi adalah orang-orang yang bekerja di garis depan, mereka adalah otak dari gerakan koperasi dan merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu koperasi.
• Tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan-keputusan rapat anggota.

D. Pengawas Koperasi
 
• Tugas pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus, serta membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.
• Tugas pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus, serta membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.


E. Manajer
 
• Tugas pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus, serta membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.
F. Pendekatan Sistem pada koprasi
• Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:
- organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat sosial (pendekatan sosiologi).
- perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam ekonomi pasar (pendekatan neo klasik).

ll. Jenis dan Bentuk Koperasi
 
A. Jenis Koperasi

Jenis Koperasi menurut PP 60/1959 :
• Koperasi Desa
• Koperasi Pertanian
• Koperasi Peternakan
• Koperasi Perikanan
• Koperasi Kerajinan/Industri
• Koperasi Simpan Pinjam
• Koperasi Konsumsi
Jenis koperasi menurut Teori Klasik terdapat 3 jenis Koperasi :
A.Koperasi Pemakaian
B.Koperasi pengahasil atau Koperasi produksi
C.Koperasi Simpan Pinjam

B. Penentuan jenis koprasi sesuai UU No. 12/1967

1.Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas / kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.
2.Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepentingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.



C. Bentuk Koperasi
 
BENTUK KOPERASI (PP No. 60 / 1959)
a.Koperasi Primer
b.Koperasi Pusat
c.Koperasi Gabungan
d.Koperasi Induk

BENTUK KOPERASI YANG DISESUAIKAN DENGAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN (Sesuai PP 60 Tahun 1959)

Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
Di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi
Di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi
Di ibu kota ditumbuhkan induk koperasi

KOPERASI PRIMER DAN KOPERASI SEKUNDER

A.KOPERASI PRIMER : Merupakan koperasi yang anggota-anggotanya trdiri dari orang-orang
B.Koperasi Sekunder : Merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adlah orgamisasi koperasi.

lll. Permodalan Koperasi
 
A. Arti Modal Koprasi
 
Merupakan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha-usaha koperasi. Modal terdiri dari modal jangka panjang & modal jangka pendek. Koperasi harus mempunyai rencana pembelanjaan yang konsisten.

B. Sumber Modal
 
1. Sumber Modal Koperasi (UU No.12/1967)
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Sukarela
Modal sendiri

2. Sumber Modal Koperasi (UU No.25/1992)
Modal Sendiri (equity capital), bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi / hibah
Modal pinjaman ( debt capital), bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi atau surat berharga lainnya, serta sumber lain yang sah.
 
C. Distribusi Cadangan Koprasi
 
Cadangan menurut UU No. 25 / 1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan
Sesuai anggaran dasar yang menunjuk pada UU No. 12 / 1967 menentukan bahwa 25 % dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk cadangan, sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60 % disisihkan untuk cadangan

TUGAS EKONOMI KOPERASI

KONSEP KOPERASI


1. KONSEP KOPERASI BARAT
Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.


Unsur-unsur Positif Konsep Koperasi Barat:
• Keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerjasama antar sesama anggota, dg saling membantu dan saling menguntungkan
• Setiap individu dg tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung risiko bersama
• Hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode yang telah disepakati
• Keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukkan sebagai cadangan koperasi

2. KONSEP KOPERASI SOSIALIS
Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan nasional.

Menurut konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-komunis

3. KONSEP KOPERASI NEGARA BERKEMBANG
• Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya.
• Perbedaan dengan Konsep Sosialis, pada konsep Sosialis, tujuan koperasi untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif sedangkan konsep koperasi negara berkembang, tujuan koperasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya.

ALIRAN KOPERASI

A. Aliran Yardstick
• Dijumpai pada negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang menganut perekonomian Liberal.
• Koperasi dapat menjadi kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan dan mengoreksi
• Pemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuh bangunnya koperasi di tengah-tengah masyarakat. Maju tidaknya koperasi terletak di tangan anggota koperasi sendiri
• Pengaruh aliran ini sangat kuat, terutama dinegara-negara barat dimana industri berkembang dg pesat. Spt di AS, Perancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda dll.

B. Aliran Sosialis
• Koperasi dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, disamping itu menyatukan rakyat lebih mudah melalui organisasi koperasi.
• Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di negara-negara Eropa Timur dan Rusia
C. Aliran Persemakmuran (Commonwealth)
•Koperasi sebagai alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.
•Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan memegang peranan utama dalam struktur perekonomian masyarakat
•Hubungan Pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat “Kemitraan (partnership)”, dimana pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi tercipta dengan baik.

“Kemakmuran Masyarakat Berdasarkan Koperasi” karangan E.D. Damanik

Membagi koperasi menjadi 4 aliran atau schools of cooperatives berdasarkan peranan dan fungsinya dalam konstelasi perekonomian negara, yakni :

a. Cooperative Commonwealth School
Aliran ini merupakan cerminan sikap yang menginginkan dan memperjuangkan agar prinsip-prinsip koperasi diberlakukan pada bagian luas kegiatan manusia dan lembaga, sehingga koperasi memberi pengaruh dan kekuatan yang dominan di tengah masyarakat.

b. School of Modified Capitalism (Schooll Yardstick)
Suatu paham yang menganggap koperasi sebagai suatu bentuk kapitalisme, namun memiliki suatu perangkat peraturan yang menuju pada pengurangan dampak negatif dari kapitalis

c. The Socialist School
Suatu paham yang menganggap koperasi sebagai bagian dari sistem sosialis


d. Cooperative Sector School
Paham yang menganggap filsafat koperasi sebagai sesuatu yang berbeda dari kapitalisme maupun sosialisme, dan karenanya berada di antara kapitalis dan sosialis

SEJARAH LAHIRNYA KOPERASI

• 1844 di Rochdale Inggris, lahirnya koperasi modern yang berkembang dewasa ini. Th 1852 jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit

• 1862 dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian “The Cooperative Whole Sale Society (CWS)

• 1818 – 1888 koperasi berkembang di Jerman dipelopori oleh Ferdinan Lasalle, Fredrich W. Raiffesen

• 1808 – 1883 koperasi berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman Schulze

• 1896 di London terbentuklah ICA (International Cooperative Alliance) maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional

Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia

• 1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di Indonesia (Sukoco, “Seratus Tahun Koperasi di Indonesia”). Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto dkk mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong teman sejawatnya para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkeraman pelepas uang.

Bank Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, diberi nama “De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden” = Bank Simpan Pinjam para ‘priyayi’ Purwokerto.

Atau dalam bahasa Inggris “the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank for Native Civil Servants”

• 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai Adviseur voor Volks-credietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di Indonesia.

• 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya

• 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya.

• 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin

• 1965, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 14 th 1965, dimana prinsip NASAKOM (Nasionalis, Sosialis dan Komunis) diterapkan di Koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan Munaskop II di Jakarta

• 1967 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok Pokok Perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

• Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995 tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi


PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI

Koperasi berasal dari kata co-operation yang menurut Enriques mempunyai pengertian tolong menolong satu sama lain atau saling bergandeng tangan. Arti kerja sama berbeda menurut cabang ilmu antara lain: ilmu ekonomi terapan, ilmu social, aspek hukun dan pandangan anthropologi.

Fungsi koperasi dalam kehidupan ekonomi dan social adalah :
1. Fungsi sosial yaitu mengatur cara-cara manuia hidup
2. Fungsi eonomi yaitu mengatur manuasi demi kelangsungan hidupnya
3. Fubgsi etika yaitu cara perilaku dan meyakini keprcayaan mereka.

Bentuk kerjasama di Indonesia sujak sejak lama ada, menurut Notoatmojo gotongroyong asli dimululai sejak tahun 2000 S.M. koperasi, gotong royong dan tolong menolong sama-sama mengandung unsur kerjasama, tetapi mempunyai unsure dasar yang berbeda. Gotong royong dan tolong menolong mengandung unsure “keterpaksaan” yang bermakna disiplin dan solidaritas. Sanksi sosial akan ada jika ada anggota masyarakat yang tidak pernah ikut dalam gotong royong. Demikian juga dengan tolong menolong, dimana sifat ketidakrelaan ini lebih kuat lagi karena tanpa menolong orang lain, seseorang akan rugi sendiri apabila tak ada yang bersedia menolongnya di saat ia memerlukannya.

Pengertian Koperasi

Pengertian koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi berasal dari bahasa latin “coopere” yang dalam bahasa inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi berarti bekerja bersama-sama.

Definisi ILO (International Labour Organization)
Dalam definisi ILO terdapat 6 elemen :
1. Perkumpulan orang-orang ( association of persos).
2. Penggabungan berdasarkan kesukarelaan (voluntarily joined together).
3. Pencapaian tujuan ekonomi (to achieve a common economic end).
4. Koperasi adalah organisasi bisni yang dikontrol secara demokratis (formation of a democratically controlled business organization).
5. Kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (making equitable contribution to the capital required).
6. Menerima resiko dan manfaaat yang seimbang (accepting a fare shale of the risk and benefits of the undertake).

Definisi Chaciago
Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mencapai kesejahteraan anggotanya.


Definisi Dooren
Dooren menyatakan tidak ada satu pun definisi koperasi yang diterima dan sekaligus menambahkan definisi yaitu koperasi bias juga kumpulan badan-badan hukum.
Definisi Hatta


Moh. Hatta mengatakan
“Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan ‘semua buat seorang seorang buat semua’.”

Definisi Munker
Koperasi adalah organisasi yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong.

Definisi UU No. 25/1992
Koperasi adalah badan usaha yang berangotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Tujuan Koperasi

Dalam UU No.25/1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Fungsi koperasi berdasarkan UU No.25/1992 :

1. Membangun dan mengmbangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggotanya pada khususnya dan pada msyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

4. Bersusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasinaol yang merupakan usaha bersama yang berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.


Prinsip-Prinsip Koperasi

1. Prinsip Munker
prinsip-prinsip koperasi adalah prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sosial yang dirumuskan dari pengalaman dan merupakan petunjuk utama dalam mengerjakan sesuatu.


2. Prinsip Rochdale  
a. Pengawasan secara demokratis
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga atas modal dibatasi
d. Pembagian SHU kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing anggota.
e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai.
f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak dipalsukan
g. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip koperasi
h. Netral dengan politik dan agama.

3. Prinsip Raiffeisen
a. Swadayab. Daerah kerja terbatas
c. SHU untuk cadangan
d. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
f. Usaha hanya kepada anggota
g. Keanggotanya atas dasar watak, bukan uang.

4. Prinsip Schuzle
swadaya, daerah kerja tak terbatas, SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota, tanggung jawab anggota terbatas, pengurus bekerja dengan mendapatkan imbalan, usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota saja.

5. Prinsip ICA (International Cooperative Alliance)
Sidang ICA di Wina tahun 1996 menghasilkan prinsip-prinsip koperasi :
a. Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat-buat.
b. Kepemimpinan yang demokrasi atas dasar satu orang satu suara.
c. Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada.
d. SHU adalah untuk cadangan, masyarakat, dan sebagain dikembalikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing.
f. Semua koperasi harus menjalankan pendidikan secara terus-menerus.
g. Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat regional, nasional, mapun internasional.

6. Prinsip Koperasi Indonesia sesuai UU No.25/1992 
Prinsip-prinsip koperasi Indonesia menurut UU No.25 tahun 1992 yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerja sama antar koperasi

Sumber:
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_4005/title_sejarah-dan-konsep-koperasi/
http://duniabaca.com/pengertian-dan-prinsip-koperasi.html
http://wahyukristianingrumdechriz.blogspot.com/2009/10/konsepaliran-dan-sejarah-koperasi.html
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-pengertian-koperasi/
http://ceyawidjaya.wordpress.com/2010/12/26/tujuan-koperasi/
http://yuninugraha.blogdetik.com/2010/12/10/konsep%20koperasi/
http://tugaaaass.blogspot.com/2011/10/konsep-koperasi-latar-belakang.html